Ada sebuah nasihat Jibril yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. dan sesungguhnya nasihat itu untuk kita juga, sebagai umatnya Rasulullah SAW. yang mana nasihat itu berbunyi sebagai berikut:
“Wahai Muhammmad, hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau pasti akan mati. Berbuatlah sesukamu, sesungguhnya engkau pasti dibalas menurut perbuatanmu itu. Cintailah siapa saja yang engkau kehendaki, tetapi sesungguhnya engkau pasti berpisah dengannya. Ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin itu karena shalat malamnya, dan kebesarannya adalah tidak butuhnya (zuhud) kepada sesama manusia”
Subhanallah…, alangkah indahnya nasihat itu, bukan saja dalam kata-katanya, tetapi kedalaman makna yang terkandung didalamnya, yang akan menyadarkan diri kita kalau diri kita mau merenungkannya. Kedalaman nasihat itu juga terletak pada bentuknya yang harus difahami secara terbalik.
“Wahai Muhammmad, hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau pasti akan mati” artinya sebaliknya, bahwa kita justru jangan hidup sesuka kita atau jangan berbuat sesuka kita karena kita akan mati, sebagaimana yang di firmankan oleh Allah SWT. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati” (QS. Ali-Imran (3): 185). Dan akhir hidup kita juga tidak tahu, apakah berada dalam kemaksiatan atau berada dalam bertaqarub kepada Allah SWT.?
Cuba kita perhatikan, drama-drama yang menceritakan kisah nyata akhir hidup seseorang. Ada yang ketika matinya tubuhnya mengeluarkan bau yang tak sedap, dan Itu masih di dunia, bagaimana nanti di dalam kuburnya?
Ingatlah! Kita pasti mati, semua orang pasti mati, yang sihat atau yang sakit, majikan atau pekerja, yang kaya atau yang miskin dan siapa pun orangnya pasti akan mati.
“Berbuatlah sesukamu, sesungguhnya engkau pasti dibalas menurut perbuatanmu itu” ertinya sebaliknya, bahwa kita justeru jangan berbuat sesuka kita, karena kita pasti di balas menurut perbuatan kita. sebagaimana yang difirmankan Allah SWT. di dalam Al-Qur’an surat Al-Zalzalah ayat 7-8 yang artinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”
Oleh sebab itu berbuatlah sesuai dengan apa yang difirmankan oleh Allah SWT. yang tercatat di dalam Al-Qur’an dan bersikap sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. yang tercatat di dalam Al-Hadits
“Cintailah siapa saja yang engkau kehendaki, tetapi sesungguhnya engkau pasti berpisah dengannya” artinya adalah kita jangan berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu kerana kita pasti berpisah dengan apa yang kita cintai itu, dan jangan berlebih-lebihan dalam mencintai sesuatu itu sehingga mengalahkan cinta kita kepada Allah dan Rasulnya. sebagaimana yang di firmankan Allah SWT. di dalam Al-Qur’an surat At-Tawbah ayat 24 yang maksudnya:
Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya".
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali-Imran (3): 31)
Saudara-saudaraku sekalian, malaikat Jibril mengatakan nasihatnya yang terakhir adalah “Ketahuilah bahwa kemuliaan seorang mukmin itu karena shalat malamnya, dan kebesarannya adalah tidak perlunya (zuhud) kepada sesama manusia”.
Subhanallah, ini baru secara sederhana kita menelaah sebuah nasihat yang agung yang disampaikan dalam urutan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, ia seperti suara yang menghentak-hentak, menyadarkan siapa saja yang lalai. Dan mudah-mudahan kita tersadarkan, dan mengoreksi kembali apa-apa yang telah kita lakukan dan yang akan kita lakukan.
Sumber:http://abuluthfia.multiply.com/
No comments:
Post a Comment